TERAPI BEKAM
Bekam adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah
beku yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan
pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua
mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit dan dilanjutkan
dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya.
Dalam bahasa Jawa
disebut cantuk atau kop. Di Sumbawa dan sekitarnya
disebut tangkik atau batangkik. Dalam bahasa Arab
disebut hijamah الحجامة. Dalam bahasa Inggris disebut blood
cupping atau blood
letting atau cupping
therapy atau blood
cupping therapy atau cupping
therapeutic. Dalam bahasa Mandarin disebut pa hou kuan. Di Asia tenggara
(Malaysia dan Indonesia) dikenal dengan sebutan bekam.[1]
Sejarah
Hijamah/bekam/cupping/Blood
letting/kop/chantuk dan banyak istilah lainnya sudah dikenal sejak zaman dulu,
yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir kuno, Saba,
dan Persia. Pada zaman Rasulullah, beliau menggunakan
tanduk kerbau atau sapi, tulang unta, gading gajah.
Pada zaman China kuno mereka
menyebut hijamah sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca.
Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan
lintah sebagai alat untuk hijamah. Pada satu masa, 40 juta lintah diimpor ke
negara Perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpa diberi
makan. Jadi bila disangkutkan pada tubuh manusia, dia akan terus menghisap
darah tadi dengan efektif. Setelah kenyang, ia tidak berupaya lagi untuk
bergerak dan terus jatuh lantas mengakhiri upacara hijamahnya.
Seorang herbalis Ge Hong (281-341 M)
dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan
tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan
di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun
abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah) , orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al
‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan istilah Leech Therapy) dan
masih dipraktekkan sampai dengan sekarang.
Kini pengobatan ini dimodifikasi
dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah
dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif.Disebutkan oleh Curtis
N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical
perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of
Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan Textbook Kedokteran tertua
Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir kuno menyebutkan
masalah Bekam. [2].
Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53
SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) memopulerkan cara pembuangan secara
langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan
tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga
tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi,
Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan
khasiatnya.
Kapan Hijamah dikenal dan berkembang
di Indonesia?
Tidak ada catatan resmi mengenai
kapan metode ini masuk ke Indonesia, diduga kuat pengobatan ini masuk seiring
dengan masuknya para pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam.
Metode ini dulu banyak dipraktekkan
oleh para kyai dan santri yang mempelajarinya dari “kitab kuning” dengan tehnik
yang sangat sederhana yakni menggunakan api dari kain/kapas/kertas yang dibakar
untuk kemudian ditutup secepatnya dengan gelas/bekas botol. Waktu itu banyak
dimanfaatkan untuk mengobati keluhan sakit/pegal-pega di badan, dan sakit
kepala atau yang dikenal dengan istilah “masuk angin”.
Tren pengobatan ini kembali
berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 90-an terutama dibawa oleh para mahasiswa/pekerja
Indonesia yang pernah belajar di Malaysia, India dan Timur Tengah. Kini
pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis,
praktis dan efektif.
Adakah Organisasi yang menaungi
pembekam di Indonesia?
Organisasi Bekam yang telah menjalin
kemitraan dengan Departemen Kesehatan Indonesia dalam hal ini berada di bawah
Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional yang menginduk di Dirjen Bina
Kesehatan Ibu dan Anak adalah Asosiasi Bekam Indonesia dan Ikatan Terapis Bekam
Indonesia (ITBI)[3]
Berikut ini kutipan dari Buku
Pedoman Sertifikasi Asosiasi Bekam Indonesia
Berdirinya Asosiasi Bekam Indonesia
(ABI) adalah suatu keharusan yang wajib didukung oleh setiap warga Indonesia
apapun status sosialnya yang telah didirikan pada 10 Nopember 2007 dengan
proses perjuangan yang cukup melelahkan dan kesabaran yang tinggi, dan pada
tanggal 20 Juni 2008 ABI telah dikukuhkan dengan Akte Notaris Ummu Imamah, SH.
No.2.
ABI merupakan wadah para praktisi
dan pengobatan bekam dari berbagai pelosok bumi Nusantara yang mandiri dan
telah berperan aktif untuk menyehatkan bangsa, ini sejalan dengan Visi
Departemen Kesehatan “Masyarakat mandiri untuk hidup sehat“ dengan Misi
“Membuat Rakyat Sehat“ maka tentunya apabila Asosiasi Bekam Indonesia dijadikan
pilihan handal dalam mensukseskan program pemerintah, adalah suatu hal yang
tidak mustahil “Indonesia sehat 2020” insya Allah akan dapat dicapai sebelum
tahun 2020.
Akselerasi penyehatan bangsa bersama
sunnah diwujudkan dengan meningkatkan qualitas sumber daya manusia (SDM) dengan
memberikan pelatihan kepada setiap anggotanya dengan berbagai disiplin ilmu
kesehatan secara holistic yang telah dicanangkan oleh WHO “Health is a complete
state of Physical, Mental, Social well being and not merely the absence of
disease or infirmity”. Atau menurut Undang-Undang RI No. 9 tahun 1960 :
“Sehat atau kesehatan adalah keadaan meliputi kesehatan Badan (Jasmani), Rohani
(mental), sosial (moral) dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit cacat atau
lemah”.
Jenis
bekam
- Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari. Prinsip dasar penggunaan bekam kering menurut TCM teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam kering adalah: Qi/energy , angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re/Panas tipe Defisien.[4]
- Bekam basah (Hijamah Rathbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit, lalu dibuang darah kotornya. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Dan selama 3 jam setelah di-bekam, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 3 minggu sahaja. Menurut Tradisional Chinese Medicine (TCM) Bekam basah adalah teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam basah adalah: Qi/energy, Xue/darah , Angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re / Panas Ekses.
- Bekam Api (Fire Cupping), yaitu teknik membekam menggunakan api sebagai media pemvakum/membekam. Bekam api menggunakan gelas khusus bekam api yang terbuat dari kaca tebal. Bekam Api berkembang luas di CIna sebagai teknik pengobatan yang banyak sekali digunakan selain akupuntur. Konsep TCM menyatakan bahwa bekam api digunakan untuk mengeluarkan patogen angin dan dingin. Bagi tipikal pasien yang mengalami sindrom panas dan kering (Sindrom Re)tidak dianjurkan menggunakan bekam api.[5]
Catatan kecil : Dengan
perkembangan bekam yang begitu fenomenal di Indonesia dan di Dunia,dari
pembelajaran Ustadz H. Galih Gumelar, ST, M.Si salah satu penggelut bekam
terkemuka di Indonesia menyatakan bahwa Jenis bekam kini menjadi
lima,diantaranya :
- Bekam Kering
- Bekam Basah
- Bekam Seluncur
- Bekam Agresif
- Bekam Illahi
Bahkan dari situs pendidikan yang
menjadikan Ustadz H. Galih Gumelar adalah sumber pembalajaran menyatakan bahwa
menurut Ustadz. H. Galih Gumelar, " bekam kini memiliki banyak
teknik/metoda dalam membekam, ada lebih dari sepuluh teknik/metoda membekam.
Sehingga bila disimpulkan kini pengobatan bekam menjadi kaya akan teknik dan
metodanya dalam menerapi pasien atau penderita penyakit.
Bekam
Steril
Bekam steril adalah pengobatan bekam
yang memenuhi semua standar operasional prosedur steril yang berkaitan dengan
alat dan instrumen bekam, perlengkapan bekam, sarana prasarana, antisepsi,
disinfeksi, sterilisasi, alat pelindung diri, pencegahan dan Pengendalian
infeksi (PPI), tindakan dan perilaku saat membekam, hingga ke sistem pemusnahan limbah bekam.[6]
Penerapan standar steril dalam
pengobatan bekam dari awal hingga akhir proses merupakan perkara yang sangat
urgen dan tidak bisa dikurangi, karena dalam pengobatan bekam ada tindakan
pelukaan jaringan kulit dan insisi serta pengeluaran darah, yang jika tidak
berhati-hati dalam hal ini akan mendatangkan efek negatif yang banyak.
Yang paling dirugikan dari tindakan
bekam yang tidak steril ini adalah pasien bekam. Bahkan pasien bekam dapat
tertular penyakit dari pasien lain, dari yang ringan hingga kemungkinan
tertular virus yang mematikan seperti hepatitis dan HIV. Seperti yang lazim
terjadi di sistem pengobatan apa pun, dalam praktik pengobatan bekam juga dapat
terjadi kemungkinan malpraktik. Yang paling menonjol ialah dalam hal penerapan
standar steril.
Waktu
berbekam
Sebaiknya berbekam dilakukan pada
pertengahan bulan, karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang (darah
sedang pada puncak gejolak). Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu menceritakan
bahwa : "Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis
dan pundaknya.
Ia melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau
keduapuluhsatu." (Diriwayatkan oleh Ahmad).
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai
tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri terhadap
penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada
saat dibutuhkan. Dalam hal ini Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa saja
ketika diperlukan.
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat
Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik
karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak
berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya.
- Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani)
- Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “
Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang
kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan
at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204))
- Dari Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, dia bercerita: ” Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih)
- Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengatakan :
“Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh
kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa
jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan
melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak
keras dan mencapai puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di bulan”.
Cara
bekam
Cara melakukan Bekam :
- Mempersiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan dengan alat sterilisator standar.
- Mulai dengan do’a dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan (misalnya. Iodin)
- Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus.
- Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian dilakukan syartoh /penyayatan (jumlah sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung diameter kop yang dipakai, panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis tubuh). Salahsatu tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya baru keluar.
- Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
- Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa lakukan penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan sayatan.
- Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5 hari.
- Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan keajaiban “mukjizat” medis bekam.
- Setiap pasien dianjurkan untuk memiliki alat bekam sendiri. Kop/alat bekam tidak boleh digunakan untuk pasien lain pada penderita hepatitis, ODHA, dan penyakit menular lainnya.
Ada sekitar 12 titik utama yang
disebutkan dalam hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Beberapa
ahli bekam juga menggunakan titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman
sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan patofisiologis
suatu penyakit.
Bagian tubuh yang dibekam di
antaranya adalah Titik di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah,
dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-akhda’ain, alkatifain,
naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain sebagainya.
[7]
Penyakit apa saja yang dapat diobati
dengan bekam?
Thomas W. Anderson telah menulis
sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa di antara
penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi,
hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke , parkinson, epilepsy,
migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan
sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah
(leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistem imun (SLE,
HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia,
enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll.
Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan
jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll)
Apakah terdapat kontraindikasi efek
samping yang terjadi akibat bekam? Orang dalam kondisi seperti apa yang tidak
boleh dibekam?
Pada beberapa kasus dimana syarat
pembekaman kurang terpenuhi, kadang-kadang muncul efek samping berupa
mual/muntah (jika terlalu dekat jaraknya dengan makan/<2jam setelah makan),
lemas (jika pembekaman terlalu banyak titik), keluarnya bula/gelembung (jika
pembekaman terlalu lama dan kekuatan pompa terlalu kuat). Adapun jika dilakukan
sesuai “aturan main” maka efek samping tersebut jarang sekali terjadi.
Orang yang ditunda pembekamannya
adalah : Wanita hamil (pada daerah perut dan punggung bawah), wanita
menstruasi dan nifas, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah,
sedang cuci darah, baru melakukan donor darah, penderita dengan kondisi yang
sangat lemah dan tekanan darah sangat rendah, serta orang yang sedang
kelaparan/kenyang/gugup (fobia).
Siapa saja yang boleh dibekam? Dan
kisaran usia berapa?
Semua orang bisa dibekam pada
kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting pasiennya bisa kooperatif. Pada orang
tua yang sudah renta, ibu hamil dan anak-anak pembekaman dilakukan dengan
hati-hati, dengan sayatan yang tipis, tekanan kop yang ringan dan titik bekam
yang terbatas.[8]
Tips
Memilih Praktik Bekam Yang Baik
Bagaimana tips yang baik dalam
memilih terapi bekam?
- Pilihlah griya bekam yang sudah memiliki STPT dari Dinas Kesehatan setempat. STPT ini menjadi acuan bahwa griya bekam itu sudah memenuhi standar baku yang ditetapkan pemerintah RI.
- Yakinkan bahwa pembekam memiliki pengetahuan tentang anatomi, fisiologi dan patologi serta pengetahuan medis.
- Lebih baik pilihlah griya bekam yang memiliki standar minimal tempat layanan bekam, yang terdiri dari ruang penerimaan, ruang konsultasi, ruang tindakan bekam. Lebih dari itu akan menjadi lebih baik, seperti ketersediaan toilet dan wastafel.
- Utamakan pilihan pada griya bekam yang sudah memiliki sistem rekam medik untuk pasien secara tertulis, lebih baik lagi jika sudah memiliki sistem yang terintegrasi dengan komputer.
- Utamakan praktik bekam yang memiliki pengetahuan diagnosa penyakit dan hindarkan praktik bekam yang tidak melakukan diagnosa penyakit.
- Pilihlah pembekam yang sudah memiliki keahlian dan pernah mengikuti pelatihan bekam di Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) yang legal dan berizin dari Diknas, atau sudah menjadi anggota resmi asosiasi yang menjadi mitra pemerintah, yang dalam hal ini hanya Asosiasi Bekam Indonesia (ABI). Semua kriteria dii atas (nomer 2 sampai nomer 6) menjadi persyaratan pengurusan STPT di Dinkes RI di samping syarat-syarat yang lain.
- Pilihlah griya bekam yang memiliki sterilizer dan hindarilah griya bekam yang tidak memiliki sterilizer.
- Berhati-hatilah dan waspadalah jika Anda dibekam bersamaan dengan pasien lain. Jikalau perlu tolaklah secara tegas.
- Lebih baik hindarilah praktik bekam yang menggunakan tissu jenis apa pun untuk membersihkan kulit dan mengelap darah karena efek carsinogenic untuk jangka panjang, tapi pilihlah griya bekam yang menggunakan kssa steril untuk fungsi di atas.
- Waspadalah jika pembekam menyuruh Anda untuk membawa dan memusnahkan sendiri limbah bekam.
- Pilihlah praktik bekam yang pembekamnya mengenakan alat-alat pelindung diri seperti handscoen dan facemask.
- Pilihlah praktik bekam yang memiliki peralatan yang lengkap dan yang terbuat dari bahan steinless steel, seperti korentang untuk mengambil alat-alat yang steril, nierbeken untuk wadah kop yang sudah terpakai dan terkena darah, rak instrumen untuk meletakkan semua alat bekam.
- Pilihlah pembekam yang sejenis, laki-laki dengan laki-laki, wanita dengan wanita.
- Berhati-hatilah terhadap pembekam yang memiliki kecenderungan kepada praktik perdukunan atau sejenisnya.
- Walau terlihat sepele dan remeh, pilihlah griya bekam yang plastik penampung limbahnya berwarna kuning. Karena logika warna ini dapat berimplikasi kepada hal-hal lain.
- Waspadalah terhadap praktik bekam yang mendatangi langsung ke tempat pasien (inhouse), kecuali jika satu pasien dilayani dengan satu set alat bekam, tanpa yang lain.
- Berhati-hatilah terhadap praktik bekam yang titiknya terlalu banyak secara sekaligus, karena cara ini berpotensi mengakibatkan demam, pingsan, badan lemas dan munculnya blister di kulit.
- Pilihlah Terapis bekam yang bersertifikat dan diutamakan memiliki pendidikan/pengetahuan medis yang cukup.[9]
- Pastikan Terapis tersebut memiliki peralatan standar sterilisasi (sterilisator) yang memadai.
- Menggunakan peralatan medis standar (hanscon, masker, pisau bedah, kassa steril, dll) Hindari penggunaan silet, cutter, kaca, tissue gulung, kapas, atau kop berupa tanduk, bambu dan gelas biasa. Dalam prakteknya Rosulullah menggunakan metode syartoh (sayatan) ketika berbekam.
Etika
Seorang Pembekam
- Memiliki kemampuan Diagnosa yang baik [10]
- Memiliki Kemampuan Ilmu Pendukung Bekam
- Mengobati pasien dengan ihsan, dan tidak bertentangan dengan norma beragama
- Pengobatan tidak sekali-kali mencacatkan tubuh
- Tidak menggunakan obat-obat yang haram
- Pengobatan tidak berbau takhayul, khurafat dan bidah (Mistik)
- Tidak bertujuan memperkaya diri melelui profesi bekam
Minimnya informasi dan kurangnya wawasan dalam Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK), maka tak sedikit orang menganggap penyakit merupakan ulah makhluk halus atau ruh jahat yang sengaja mengganggu kehidupan manusia. Maka banyaklah orang yang merasa perlu melakukan upacara, sajian - sajian, bacaan – bacaan/ isim atau azimat tertentu untuk mengusir atau menghindari pengaruh makhluk jahat tersebut. Cara-cara ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang dianggap dapat berhubungan dengan makhluk halus, yang banyak kita sebut dengan “Mbah dukun, orang pintar” dan lain sebagainya. Bagi ummat Islam hal ini tidak dibenarkan dan dilarang sebagai mana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Siapapun yang datang kepada seorang dukun menayakan sesuatu perkara lalu membenarkan ucapannya itu, kufurlah ia terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad, dan barang siapa datang sambil tidak membenarkannya, tiada diterima sholatnya selama empat puluh hari” ( HR. Ath-Thabrani).
- Tidak dibenarkan seseorang yang tidak mengkaji ilmu kesehatan/kedokteran ikut mengobati pasien. Rasulullah SAW bersabda “Jika suatu perkara diserahkan bukan pada ahlinya, tunggulah kehancuran.” (HR. Bukhari). “Seseorang yang bertindak sebagai tabib dan merawat orang sakit, sedangkan ia tidak mengetahui sebelumnya cara perawatan medis, sehingga menyebabkan si pasien lebih parah, maka ia harus bertanggung jawab. “(H.R. Abu Dawud)
- Menjauhkan seorang tabib dari iri hati, riya’, takabur, merendahkan orang lain, tinggi hati, memeras pasien, dan sifat-sifat tidak terpuji. Rasulullah bersabda : “Celakalah sudah penyembah dinar, dirham dan qathifah, jika diberi ia ridha dan jika tidak diberi ia tidak ridha (HR.Bukhari). “Sesungguhnya Nabi SAW telah berbekam dan membayar kepada pembekam itu, lalu beliau memasukkan obat ke dalam hidung.”( HR.Bukahri).
- Seorang Pengobat harus berpakaian rapih, bersih dan sebaiknya berpakaian putih. Allah berfirman “Dan pakaianmu hendaklah kamu bersihkan dan maksiat hendaklah kamu jauhi,” (QS.Al-Muddatstsir 74: 4-5). “Rapikanlah pakaianmu dan hiasilah kendaraanmu sehingga kamu terpandang didalam pergaulan.” (HR. Al-Hakim). “Pakailah pakaian putih, karena sesungguhnya warna putih itu lebih bersih dan indah,…” (H.R. Ahmad ).
- Hendaknya lembaga pengobatan mampu memberikan daya tarik pengunjung dan pasiennya dengan menjaga keindahan dan kerapian tempatnya.
- Menjauhkan dari lambang-lambang dan istilah – istilah jahiliyah serta membodohkan ummat.
- Memperhatikan kaidah-kaidah FIQIH
Riset
dan Penelitian Tentang Bekam
(hanya ditampilkan dalam bentuk
ringkasan / rangkuman saja untuk menghormati Peneliti )
Dr. Saad A. AL-Saedi , Medicine
College, Departement Pediatric, Molecular Aspects of Cupping Therapy:
Relationship to Immune Functions in Patients with Chronic HCV Infection (Phase
two)
Dr. Saad A. Al-Saedi, Hubungan
antara fungsi Imun pada pasien dengan infeksi Hepatitis C Kronik
Ringkasan Penelitiannya :
¡In the periodic report submitted
for this study, results comparing HCV patients undergoing repeated cupping with
control persons were presented to demonstrate the effect of cupping on CBC,
liver functions and immune response. However, in this part of the study the
objectives have been achieved by studying the effect of repeated cupping on the
same measures as well as measuring the effect of cupping on MDA, IL-1ß, and
cAMP. The results of this study showed significant improvement in liver enzymes
(namely ALT) following repeated cupping, and also in reducing the free radical
MDA as well as cAMP, both of which are incriminated in pathological liver
changes accompanying HCV infection. On the other hand, results showed the
effect of repeated cupping on increasing IL-1ß which triggers the cascade of
immunostimulation secondary to inflammations, by activating T-lymphocytes and
B-cells together with activating adhesion molecules and other cytokines.
Results showed also continued increase in platelet count upon repeated cupping.
Although no significant change in WBC count was observed, lymphocytic count was
increased even above control levels, which might reflect improved immune system
secondary to the observed reduction in viral load. Cupping also increased
hemoglobin levels around the control values. And, lastly, repeated cupping was
associated with significant reduction in viral load of HCV RNA using PCR
technique. Taken together, the present results showed a significant increase
in the immune response after repeated cupping and subsequently a significant
reduction in virus replication in the blood samples taken from these patients.
Terjemah dari kalimat cetak miring : Diambil secara bersamaan (dari
penelitian tersebut ), kondisi yang ada menunjukkan peningkatan secara
signifikan dalam respon kekebalan tubuh setelah pembekaman berulang dan
kemudian pengurangan secara signifikan dalam replikasi virus dalam contoh darah
yang diambil dari pasien-pasien[11]
Evaluation of wet-cupping therapy
for persistent non-specific low back pain: a randomised, waiting-list
controlled, open-label, parallel-group pilot trial
Peneliti : Jong-In Kim1,2†,
Tae-Hun Kim1,2†, Myeong Soo Lee1, Jung Won Kang1,2, Kun Hyung Kim1,2, Jun-Yong
Choi1,3, Kyung-Won Kang1, Ae-Ran Kim1, Mi-Suk Shin1, So-Young Jung1 and Sun-mi
Choi1* The result of this study implies that wet-cupping may have a
potential effect to reduce current pain associated with PNSLBP. However, it is
difficult to firmly concludethat wet-cupping is a meaningful intervention for
functional recovery from PNSLBP. A large scale sham cupping-controlled
trial would be necessary for evaluating the efficacy of wet-cupping therapy for
PNSLBP in the future. Terjemahan bebas dari tulisan cetak miring : Hasil
dari studi ini menmplikasikan bahwa Bekam Basah mungkin memiliki efek potensial
dalam mengurangi sakit berkaitan dengan Sakit Punggung bagian bawah persisten.
Bagaimanapun juga masih sulit untuk menyimpulkan secara kuat bahwa bekam basah
adalah sebuah intervensi yang berarti dalam pemulihan fungsional dari sakit
punggung bagian bawah. PNSLBP = persistent non-specific low back pain
Bekam
di Dunia Barat
Seiring dengan bertambahnya pasien
yang dengan izin Allah Ta’ala sembuh dan terbebas dari penyakitnya melalui
bekam maka semakin banyak pula bermunculan Terapis Hijamah dari “Barat” yang
menggunakan metode Cupping Therapy maupun metode Lintah (Leech Therapy) untuk
mengobati berbagai macam penyakit, mereka juga menuliskannya dalam berbagai
artikel, buku dan publikasi lainnya:
- Alexis Black : Ancient Chinese technique of cupping offers pain relief without drugs or surgery (http://www.naturalnews.com/020253.html)
- Anita J. Shannon, LMBT : Massage Cupping Therapy for Health Care Professionals (http://www.massagetoday.com/archives/20…)
- Celebs Paltrow and Spears “Stuck” on Ancient Chinese Art of Cupping (http://www.free-press-release.com/news/200704/1177612286.html)
- Dr. Nishi Joshi menggunakan akupuntur dan bekam untuk menangani kanker payudara dari artis Kylie Minogue serta menterapi Cate Blanchett dan Kate Moss.
- Dr. S. Tamer : Cupping Therapy Beneficial in Treating Numerous Diseases (http://www.naturalnews.com/022727.html)
- Dr. Petra Zizenbacher dari Vienna, Austria, ahli pengobatan herbal yang menerapkan metode Cupping dan Lintah (Leech Therapy) dan salahsatu pasien langganannya yang terkenal adalah artis Demi Moore dan Gwyneth Paltrow sebagaimana Britney Spears yang juga pernah di bekam.
- Hennawy M (2004). Cupping therapy and Infertility. Available at http://www.obgyn.net/english/pubs/features/presentations/hennawy15/280,1 Cupping Therapy and Infertility. Accessed December 2004.
- Ilkay Zihni Chirali : Cupping Therapy (http://www.cuppingtherapy.co.uk/19103.html)
- Kohler D (1990) : The Connective Tissue as The Physical Medium for Conduction of Healing Energy in Cupping Therapeutic Method
- L.M. Thama, H.P. Leea,b,_, C. Lua : Cupping: From a biomechanical perspective (Journal of Biomechanics) June 2005 (http://www.elsevier.com/locate/jbiomech)
- Longsdale, I. (2005) Manager of The Spa at County Hotel, London. Discussion re. ‘the use of cupping therapy in Eastern Europe’
- Michael Reed Gach,Ph.D seorang pendiri dan Direktur Institute Acupressure dari Berkeley, California dengan bukunya Acupressure’s Potent Points, a Guide to Self Care for Common Ailments (http://Acupressure.com)
- Michalsen A, Klotz S, Ludtke R, Moebus S, Spahn G, Dobos GJ (2003) . Effectiveness of leech therapy in osteoarthritis of the knee: a randomized, controlled trial. Ann Intern Med. 2003 Nov 4;139(9):724-30
- Subhuti Dharmananda, Ph.D. Director, Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon : Cupping. (http://www.itmonline.org/arts/cupping.htm)
- Thomas W. Anderson (1985) : 100 Diseases Treated by Cupping Method
- What Caused Gwyneth’s Spots (http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/38794…)
- International Al-Hijamah Therapist Assosiation (IAHTA) (http://www.iahta.org/)
Sumber: Wikipedia
Incoming search:
Bekam;terapi bekam;bekam basah;bekam bekasi;pengobatan bekam;hijamah;bekam jakarta;klinik bekam;pusat bekam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar